19.48
3

Memperbaiki Casssete Recorder

Selasa, 16 Desember 2014

Memperbaiki compact casset



Memperbaiki Tape Recorder Dan Pita Kaset
Memperbaiki Tape Recorder




Pelajari cara untuk memperbaiki dan mempertahankan perekam kaset untuk memastikan umur panjang.
Mengetahui bagaimana memperbaiki tape recorder, atau mengetahui kapan harus bawa ke bengkel untuk mendapatkannya tetap dapat menyimpan uang. Karena kaset yang cepat menjadi format musik dilupakan, jika Anda masih nilai format ini, tetap dek Anda dalam kondisi baik dengan membersihkan dan merawatnya. Kadang-kadang perekam kaset atau pemutar terlalu rusak bagi Anda untuk secara efektif memperbaiki sendiri. Mudah belajar bagaimana memecahkan masalah dan menemukan ahli untuk perbaikan tersebut.
Kesulitan: Cukup Menantang
Petunjuk
Hal-hal yang Anda akan Butuhkan
  • Alkohol anhidrat juga dikenal sebagai alkohol gosok
  • Kapas swab
  • Tape kepala demagnetizer
  • Obeng
  • Pinch rollers
Pemeliharaan
  1. Basahi kapas dengan beberapa alkohol dan lembut menyeka tape kepala. Kepala tape adalah potongan logam terletak di bagian bawah dermaga tape, yang membaca kaset. Keringkan kepala dengan kapas yang bersih.
  2. Cari penggulung - logam spindle ke kanan pita kepala.Celupkan cotton bud dalam alkohol sedikit dan tahan lembut terhadap penggulung berputar.
  3. Bersihkan roller cubitan - rol karet hitam yang memandu pita - oleh perlahan menyeka dan memutarnya dengan kapas yang telah dicelupkan dalam alkohol sedikit. Bersihkan plastik tetap dan tongkat petunjuk logam dengan cara yang sama.  Keringkan semua bagian menggunakan kapas bersih.
Tape Demagnetize Kepala
  1. Matikan semua peralatan audio di daerah langsung. Plug dan nyalakan sebuah demagnetizer. Membeli demagnetizer dari toko elektronik lokal atau online untuk di bawah $ 10.
  2. Perlahan-lahan memindahkan ujung demagnetizer terhadap kepala tape. Pindahkan demagnetizer dalam gerakan back-dan-balik melintasi tape kepala tanpa membiarkannya menyentuh mereka.
  3. Perlahan-lahan memindahkan demagnetizer jauh dari tape kepala.Matikan dan cabut demagnetizer tersebut.
 Kesalahan Mengatasi Masalah Teknis
  1. Periksa memimpin daya di bagian belakang tape recorder. Jika perekam kaset tidak mengaktifkan atau memotong tiba-tiba, mungkin ada masalah dengan koneksi kekuasaan. Ambil perekam kaset ke bengkel profesional jika Anda berpikir ada masalah elektronik melakukan masalah ini sendiri bisa berbahaya, bahkan mengancam jiwa.
  2. " Tekan "Cepat maju" atau "Putar balik." Jika fungsi ini tidak bekerja dengan baik, mungkin ada masalah dengan sabuk atau pemalas. Ambil perekam kaset ke toko perbaikan jika hal ini terjadi.
  3. Masukkan kaset ke dalam player dan tekan "Mainkan." Jika rekaman itu tiba-tiba berhenti, atau tidak akan berhenti di akhir, maka mungkin ada masalah dengan roller mencubit. Lepaskan panel depan dengan menggunakan obeng dan lepaskan dek. Ambil roller cubitan dari poros dan mengganti dengan yang baru, tersedia di setiap toko perbaikan stereo atau online.
Tips & Peringatan
  • Pastikan Anda menerima perkiraan dari sebuah bengkel sebelum mengambil perekam kaset Anda harus diperbaiki.
  • Pastikan bahwa semua peralatan audio sekitarnya dimatikan sebelum menggunakan demagnetizer tersebut. Menggunakan demagnetizer bisa merusak menjalankan peralatan audio.
Memperbaiki Pita Kaset 


1. Lepaskan lima sekrup dari setengah atas tempurung kaset. Jika kaset belahan shell direkatkan, sangat hati-hati split shell dengan obeng Phillips-kepala. Manuver obeng sekitar shell untuk membuka segel tersebut. Menghindari memotong atau merusak komponen internal kaset.
2. Hati-hati angkat dari bagian atas shell kaset.
3 Tarik utuh pita dari reel kiri. Menangani tape sesedikit mungkin.
4 Posisi tape di alur blok splicing.
5 Tutup klem atas rekaman itu.
6 Potong sepanjang slot miring di blok splicing dengan pisau cukur tunggal mengalami kerusakan magnetik atau pisau bermata X-Acto.
7 Lepaskan pita dari blok splicing.
8 Tarik utuh pita dari reel yang tepat. Repeat Steps 4 to 6. Ulangi Langkah 4 sampai 6
9 Tempat tape dari reel tersisa di blok splicing, sehingga ujung pita bertemu di tengah.
10 Potong strip 1/2-inch tape editing. Tempat dimana tape memenuhi kebutuhan. Smooth dengan ujung belakang pena.
11 Posisi pita di bagian bawah shell kaset. Hati-hati angin pita sekitar pin plastik stasioner dan rol di setiap sisi. Posisi tape antara pad tekanan dan depan “gigi” dari shell kaset.
12 Tempatkan lembar filmy atas tape dengan sisi tumpul menghadap ke bawah.
13 Setengah hati-hati posisi atas tempurung kaset di bawah setengah. Pastikan Anda tidak mencubit tape antara dua bagian dari shell.
14 Sekrup atau tape shell bagian bersama-sama.
15 Manual mundur inci beberapa kaset sebelum pengujian.
Compact cassette
 
Compact Cassette, yang biasa disebut kaset, pita kaset, atau tape adalah media penyimpan data yang umumnya berupa lagu. Berasal dari bahasa Perancis, yakni cassette yang berarti "kotak kecil". Kaset berupa pita magnetik yang mampu merekam data dengan format suara. Dari tahun 1970 sampai 1990-an, kaset merupakan salah satu format media yang paling umum digunakan dalam industri musik.
Kaset terdiri dari kumparan-kumparan kecil. Kumparan-kumparan dan bagian-bagian lainnya ini terbungkus dalam bungkus plastik berbentuk kotak kecil berbentuk persegi panjang. Di dalamnya terdapat sepasang roda putaran untuk pita magnet. Pita ini akan berputar dan menggulung ketika kaset dimainkan atau merekam. Ketika pita bergerak ke salah satu arah dan yang lainnya bergerak ke arah yang lain. Hal ini membuat kaset dapat dimainkan atau merekam di kedua sisinya. Contohnya, side A dan side B.
Daftar isi
Sejarah
aset pertama kali diperkenalkan oleh Phillips pada tahun 1963 di Eropa dan tahun 1964 di Amerika Serikat, dengan nama Compact Cassette. Kemudian kaset semakin populer di industri musik selama tahun 1970-an dan perlahan-lahan menggeser piringan hitam. Produksi besar kaset diawali pada tahun 1964 di Hanover, Jerman. Pada awalnya, kualitas suara pada kaset ini tidak terlalu bagus untuk musik. Bahkan beberapa model awal tidak memiliki rancangan mesin yang baik. Pada tahun 1971, The Advant Corporation memperkenalkan model terbarunya, Model 201, yang menggabungkan Dolby tipe B pengurang gangguan (noise) dengan pita kromium dioksida. Oleh karena itulah kaset mulai dapat digunakan dalam industri musik secara serius, dan dimulailah era kaset berketepatan tinggi.
Selama tahun 1980-an, popularitas kaset tumbuh semakin pesat karena hadirnya rekorder poket portabel pemutarnya seperti Sony’s Walkman. Seperti radio yang menyediakan musik pada 1960-an, pemutar CD portable pada 1990-an, dan MP3 player pada 2000-an, kaset memegang peran besar dalam dunia musik pada 1980-an dan 1990-an, bahkan di era sekarang (setelah 2000-an), kaset masih menjadi salah satu alternatif media musik. Lepas dari segi tekniknya, keberadaan kaset juga berdampak pada perubahan sosial. Keawetan kaset serta kemudahannya untuk dikopi berperan di balik berkembangnya musik punk dan rock. Kaset seakan-akan menjadi pijakan bagi generasi muda di kebudayaan barat. Untuk alasan yang sama pula kaset berkembang pesat di negara-negara berkembang. Pada tahun 1970-an, kaset dianggap membawa pengaruh buruk sekularisme di kalangan masyarakat religius India. Teknologi kaset menciptakan pasar yang membludak bagi musik pop di India, menimbulkan kritik dari kaum konservatif dan di waktu yang sama menciptakan pasar besar yang melegitimasi perusahaan-perusahaan rekaman dan pembajakan kaset.
Goresan-goresan yang terdapat pada permukaan kaset menjadi indikasi tipe kaset. Kaset yang paling tinggi, hanya memiliki goresan lindungan tulisan merupakan kaset tipe I. Berikutnya, dengan goresan tambahan untuk goresan lindungan tulisan merupakan tipe II. Sedangkan dua tipe kaset berikutnya merupakan perpaduan antara kaset tipe II dengan sepasang tambahan di tengah-tengah kaset merupakan tipe IV.
Materi
Materi magnet original pada kaset adalah gamma ferik oksida (Fe2O3). Pada 1970, Perusahaan 3M telah mengembangkan kobalt yang dikombinasikan dengan lapisan ganda untuk meningkatkan level output pita kaset secara keseluruhan. Produk ini dipasarkan dengan label “High Energy” di bawah brand Scotch. Di saat yang sama, BASF memperkenalkan kromium dioksida (CrO2) yang pelapisannya menggunakan magnetit (Fe3O4). Pada tahun 1974, TDK memperkenalkan ''avylin'' yang terbukti sangat sukses. Pada tahun 1979, akhirnya 3M memperkenalkan partikel metal murni yang dinamakan metafine. Sedangkan kaset-kaset yang sekarang umum dijual terdiri dari ferik oksida dan kobalt yang dicampur dan diproses, karena sangat jarang ada kaset yang dijual yang menggunakan CrO2 murni sebagai lapisannya.
Penurunan popularitas
Di banyak negara barat, pasar bagi kaset telah menurun tajam setelah masa puncak kejayaannya di akhir-akhir 1980-an. Di awal 1990-an popularitas kaset menurun seiring muncul dan berkembangnya compact disc (CD). Pada tahun 2000-an penjualan kaset menurun drastis dibandingkan pada tahun 1980-an. Penjualan kaset di Amerika Serikat jatuh drastis pada tahun 2006. Semenjak itulah kaset tidak lagi menjadi isu yang menarik bagi industri musik dan major label. Meskipun begitu, pada tahun 2008 ini kaset kosong masih diproduksi dan dijual di toko-toko. Baik perekam maupun pemutarnya meskipun semakin hari semakin jarang, masih dapat ditemukan.
Perlu diingat bahwa kaset telah mampu diaplikasikan secara spesifik, seperti audio-car, pada tahun 1990-an. Kaset lebih tahan terhadap debu, panas, dan goncangan jika dibandingkan pesaing digital utamanya (CD). Saat perekam suara digital semakin populer, perekam kaset (mikrokaset) cenderung lebih murah Meskipun kaset dan alat-alat lainnya yang berhubungan telah menjadi sesuatu yang dianggap marjinal di industri musik, merekam pada pita analog kadang-kadang masih menjadi suatu pilihan.
Kaset di Indonesia
ebelum 1970-an, dunia musik tanah air menggunakan piringan hitam sebagai sarana untuk mengekspresikan musik. Lokananta di Surakarta dan Irama di Menteng Jakarta merupakan dua perusahaan rekaman pertama di Indonesia. Lokananta, yang merupakan milik pemerintah, berdiri pada tahun 1957. Bertugas untuk memproduksi dan menduplikasi piringan hitam. Namun pada tahun 1970-an akhirnya produksi pun bergeser dari piringan hitam ke kaset.
Remaco, yang pada masa itu merupakan salah satu perusahaan rekaman besar di Indonesia, mengalami kerugian pada masa awal munculnya kaset pada tahun 1970-an. Lagu-lagu dalam piringan hitamnya dibajak ke dalam kaset. Meskipun pada akhirnya Remaco pun memproduksi kaset karena kaset merupakan teknologi yang lebih murah dan praktis dibandingkan dengan piringan hitam yang mahal dan rumit.
Meskipun awalnya perusahaan-perusahaan rekaman tersebut mengeluh atas munculnya kaset yang membajak piringan hitam, akhirnya mereka pun—sekaligus perusahaan yang baru muncul—berpaling dan menikmati suatu teknologi baru bernama ‘kaset’ tersebut. Kaset meledak di mana-mana. Para musisi baru di ‘era kaset’ bermunculan dan perlahan menggeser musisi-musisi ‘era piringan hitam’. Sebut saja Koes Plus, Broery Marantika, dan Emilia Contessa. Namun, seiring berkembangnya teknologi dan inovasi-inovasi baru di bidang musik, di pertengahan 1990-an, kaset mengalami masa-masa akhir kejayaannya. Masuknya compact disc (CD) ke Indonesia menyediakan alternatif baru dan canggih bagi para penikmat musik. Kualitas suaranya yang lebih jernih dan pemilihan pemutaran lagu yang lebih mudah dan cepat menjadi beberapa kelebihan CD dibandingkan kaset. Meskipun begitu kaset tetap diminati karena harganya yang lebih murah dibandingkan CD. Pada tahun 2000-an, kaset pun makin tergencet oleh perkembangan CD. Perusahaan-perusahaan rekaman di tanah air telah menjadikan CD sebagai sarana rekaman musik.
Pada perkembangan di Indonesia, kaset tidak hanya digunakan dalam industri musik. Kaset juga biasanya digunakan untuk dakwah-dakwah agama berupa ceramah oleh seorang rohaniawan.
Minggu Januari 30th 2011, 21:47
Diarsipkan di bawah:
Compact Recorder

1. Kaset Komputer (Binary Cassette)
Digunakan untuk menyimpan data komputer dengan sistem binary digit. Alat Pemutar dan Penyimpan data berupa perangkat komputer.
2. Kaset Analog/Audio (Analog/Audio Cassette)
Digunakan untuk Menyimpan lagu/musik dengan format Binary Digit menggunakan sistem Frequency Shift Keying. Alat Pemutar dan Perekam lagu/data informasi berupa Tape Recorder.
3. Kaset Audio Video (Audio Video Cassette)
Digunakan untuk Menyimpan video/gambar bergerak dengan format DCC (Digital Compact Cassette) yang dikembangkan dari format Audio Binary Digit. Alat Pemutar dan Perekam Video/gambar bergerak berupa Video Cassette Recorder (VCR).
Bagian-bagian Kaset Audio Video (VCR Cassette)
1. PITA CASSETE
Panjang Pita 800 Foot (244-M), Lebar 1/2-Inch (1.3-CM) . Pita Milar dilapisi Oksida berfungsi sebagai media rekaman.
2. PENGGERAK PINTU MASUKNYA KASET
Penggerak pintu masuknya kaset untuk melindungi pita kaset.
3. DUA KUMPARAN PEMEGANG TAPE
Kumparan penggulung yang berfungsi menggulung tape yang sudah terekam dan yang belum terekam.
4. PENGUNCI BEBAN
Terdapat dua pengunci beban untuk menghindari pembukaan di dalam gulungan kaset.
Minggu Desember 19th 2010, 09:07
Diarsipkan di bawah:
Compact Recorder
Prinsip Kerja Compact Cassette Recorder (Tape Recorder)
Compact Cassette Recorder atau kadang disebut sebagai tape recorder adalah alat yang digunakan untuk merekam dan memainkan ulang audio yang tertanam pada pita magnetik. Meskipun saat ini Tape Recorder sudah mulai menghilang dari pasaran namun, tape recorder masih digunakan dalam hal-hal tertentu yang bersifat Resmi.
Berikut akan kami bahas tentang Blok Diagram Compact Cassette Recorder secara sederhana dengan disertai prinsip kerjanya.
A. Blok Diagram Tape Recorder
B. Prinsip Kerja Tape Recorder
Sinyal dari Microfon diperkuat oleh penguat perekam. Blok oscilator bias frekuensi tinggi menghasilkan tegangan frekuensi tinggi untuk pragmentasi pita supaya proses merekam terhindar dari cacat.
Dari celah udara kepala rekam keluar medan magnetis dengan seirama dengan sinyal dari mikrofon.
Pada pita rekam terjadilah bidang-bidang rekam (zone) magnetis karena adanya induksi dari kepala rekam. Selama merekam, pita bergerak beraturan melalui muka celah udara kepala rekam.
Sebelum terjadi proses pada point 2 dan 3, Pita rekam telah dilewatkan dari head hapus dimana menghasilkan frekuensi tinggi yaitu sekitar lebih dari 1 KHz. Dengan melewati pita rekam ini, seluruh fluks magnetis yang tertanam pada pita rekam telah dihapus.
Pita yang telah mengandung rekaman magnetis apabila bergerak beraturan dengan kecepatan yang sama pada waktu merekam, maka oleh zone-zone magnetis diimbaskan tegangan imbas pada kepala reproduksi. Sinyal ini diperkuat oleh penguat Reproduksi dan oleh Loudspeaker diubah menjadi getaran mekanik. Inilah yang disebut keadaan Main Ulang.
Blok Oscilator Hapus berfungsi sebagai Oscilator pembangkit frekuensi tinggi guna menghapus pita dari rekaman yang terdahulu.
Minggu Desember 19th 2010, 09:04
Diarsipkan di bawah:
Compact Recorder
Mereparasi Compact Cassette Recorder (Tape Recorder)
Jika kaset player atau recorder tidak bekerja dengan baik, ada beberapa langkah pemecahan masalah yang dapat Anda coba sebelum membeli pengganti atau membayar untuk diperbaiki. Silahkan langsung beralih ke pos yang mengacu pada masalah pemutar rekaman Anda mengalami, kemudian ikuti langkah-langkah pemecahan masalah di bawah ini …
1. POOR SOUND QUALITY (Kualitas Audio Rendah)
a) Cobalah mengganti baterai pemain tape atau menghubungkannya ke sumber listrik AC, jika belum menggunakan satu.
b) Gunakan kaset pembersih dalam tape. Beberapa pembersih sedikit lebih mahal termasuk fitur de-magnet yang menghilangkan daya tarik yang tidak diinginkan dari mekanisme.
c) Kaset yang Anda gunakan mungkin telah direkam dalam recorder dengan baterai rendah atau masalah lain, coba tips dengan tape yang berbeda.
2. TAPE TIDAK DAPAT BERPUTAR
a) Pastikan “PAUSE” dan “MUTE” tombol tidak ditekan dalam, jika ada. Konfirmasikan bahwa setiap kabel listrik atau pengeras suara terpasang dengan benar.
b) Pemutar kaset Banyak memiliki “AC-DC” mengaktifkan bagian depan atau samping, memastikan dalam posisi yang tepat (”AC” untuk kabel listrik, “DC” untuk baterai atau pemantik daya rokok).
c) Keluarkan dan masukkan kembali kaset. Jika ini tidak berhasil, cobalah menekan ringan di pintu kaset sedangkan tombol “PLAY” ditekan.
d) Jika Anda dapat melihat kaset bergerak, tetapi tidak ada suara, coba tips dengan menggunakan speaker eksternal atau headphone yang berbeda.
e) Pertimbangkan untuk mengganti adaptor listrik / supply, jika memiliki satu dan sama sekali tidak ada tanggapan dari pemain (tidak ada lampu indikator, radio, kaset gerakan, dll)
3. PITA MENYANGKUT PADA BAGIAN TAPE RECORDER
a) Pertama, menghentikan pemutar kaset sesegera mungkin dan lepaskan pita dengan hati-hati, berusaha untuk tidak kerusakan bagian dalam PLAYER.
b) Coba gunakan tape yang berbeda. Saya telah menemukan bahwa beberapa unit tape yang dinyatakan bekerja dengan baik akan ingin menyangkutkan pita sebuah kaset tertentu, jika rekaman itu sudah sangat tua.
4. DAPAT DIMAINKAN TETAPI TIDAK DAPAT MEREKAM
a) Periksa untuk melihat apakah plastik kaset kita tulis-perlindungan tab (s) telah dihapus, jika demikian, tidak dapat direkam kecuali anda melepas tabs kaset di atas lubang.
b) Jika Anda menggunakan mikrofon, mencari mic. volume control pada perekam kaset. Mungkin ditolak terlalu rendah. Coba menggunakan mikrofon yang berbeda, ada kemungkinan sedikit itu bisa gagal.
5. MUNGKIN PERLU PERBAIKAN
a) Jika langkah-langkah pemecahan masalah tidak membuat pemutar kaset atau bekerja perekam benar, mungkin perlu untuk mengganti motor atau sabuk karet di dalamnya, dan / atau membuat perbaikan lainnya.
Minggu Desember 19th 2010, 09:01
Diarsipkan di bawah:
Compact Recorder
Menginstall Compact Cassette Recorder (Tape Recorder)
Langkah Penginstallan
1. Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Hubungkan steker Tape Recorder ke sumber tegangan 220 VAC.
3. Rangkaikan alat seperti pada Gambar Kerja 1.1.
4. Nyalakan Tape Recorder dengan menekan tombol power yang ada pada Tape Recorder.
5. Hubungkan Microphone pada sambungan Mic (Jack Mic) yang tersedia pada Tape Recorder.
6. Tekan tombol Eject untuk membuka tempat kaset Tape Recorder.
7. Masukkan Kaset Audio ke dalam tempat kaset Tape Recorder.
8. Tutup tempat kaset yang telah berisi kaset tersebut.
9. Persiapkan suara untuk memulai perekaman melalui Tape Recorder.
10. Tekan tombol Play + Rec untuk memulai proses perekaman audio.
11. Tekan tombol Stop jika perekaman telah selesai atau untuk memberhentikan proses perekaman.
12. Tekan tombol Rewind hingga kaset kembali ke letak awalnya.
13. Tekan tombol Play untuk memutar/memainkan kembali Audio yang telah direkam.
14. Tekan tombol Stop untuk memberhentikan proses pemutaran kaset.
15. Keluarkan kaset jika setelah digunakan dengan menekan tombol Eject.
16. Ambil Kaset dan tutup kembali tempat kaset yang terbuka.
17. Matikan pesawat Tape Recorder dengan menekan tombol power
18. Lepas konektor Mic dengan Jack Mic yang berada pada Tape Recorder.
19. Lepas steker Tape Recorder dari tegangan sumber 220 VAC.
20. Kembalikan semua pesawat dan alat yang digunakan ke semua tempat semula.
Minggu Desember 19th 2010, 08:52
Diarsipkan di bawah:
Compact Recorder
Mengoperasikan Compact Cassette Recorder
Pesawat cassette recorder difungsikan untuk mereproduksi ulang informasi suara yang ada didalam pita kaset menjadi suara. Selain itu juga berfungsi untuk merekam informasi suara ke dalam pita Pesawat Cassette Recorder sering terlihat sudah terintegrasi dengan peralata Audio lain, seperti tape compo, tape deck, dan walkman. Dalam pengoperasiannya terdapat bagian sumber seperti microphone, peralatan musik , atau radio AM atau FM. Salah satu fungsi dari pesawat casette recorder adalah perekaman, dimana difungsikan untuk menyimpan sinyal audio dalam kaset, sehingga suatu saat bila diperlukan, sinyal audio tersebut dapat dimainkan kembali sehinggan terdengar pada loud speaker.
Kecermatan memahami langkah atau prosedur pengoperasian peralatan Audio Untuk dapat mengoperasikan peralatan Audio yang benar agar tidak terjadi kesalahan maka sebaiknya memahami hal-hal dibawah ini :
Simbol petir di dalam segitiga dimaksudkan untuk memperingatkan pengguna terhadap adanya tegangan tinggi di dalam yang tidak terisolasi.
Tanda seru di dalam segitiga di maksudkan untuk memperingatkan pengguna terhadap adanya intruksi penting pengoperasian & perawatan penting dalam literature yang menyertai produk.
Perhatian
Simbol petir di dalam segitiga dimaksudkan untuk memperingatkan pengguna terhadap adanya tegangan tinggi di dalam yang tidak terisolasi.
Tanda seru di dalam segitiga di maksudkan untuk memperingatkan pengguna terhadap adanya intruksi penting pengoperasian & perawatan penting dalam literature yang menyertai produk.
Perawatan
Pilih tempat yang bebas debu & bebas goncangan
Letakan pesawat pada posisi * Pada waktu melakukan instalasi pesawat harus dalam keadaan mati ( off )
Sebelum mengoperasikan pesawat, perhatikan sumber daya yang akan digunakan ( listrik atau baterai )
Membersihkan pesawat cukup dengan kain kering atau diberi sedikit air, jangan menggunakan bahan kimia seperti spirtus, alcohol, bensin, dll.
Hubungi service terdekat jika pesawat mengalami kerusakan.
Pengoperasian Pada Pesawat Cassette Recorder yaitu :
1. Atur knob atau tombol Function pada posisi Tape
2. Buka tempat kaset dengan menenak tombol Stop/Eject
3. Masukkan kaset ke tempat kaset sesuai dengan sisi kaset yang akan dimainkan.
4. Tekan tombol Play untuk memainkannya.
5. Atur volume & graphic equalizer sesuai dengan selera anda.
Minggu Desember 19th 2010, 08:39
Diarsipkan di bawah:
Compact Recorder
Tips Merawat Koleksi Kaset dan PH Lawas
Merawat Tape Recorder dan Cassette
A. Merawat Tape Recorder
1. Jangan pernah menyimpan kaset dalam kondisi setengah habis (masih terdapat pita hitam). Pastikan kaset tersimpan dalam kotaknya dalam kondisi habis (pita putih) untuk menghindari perubahan kualitas suara kaset.
2. Kebiasaan menyimpan kaset di dalam tape bukanlah hal yang baik. Head tape adalah medan magnet yang bisa membuat koleksi kaset mengalami perubahan suara naik turun. Setelah didengarkan, keluarkan segera kaset dan simpan pada kotaknya.
3. siapkan rak khusus koleksi kaset dengan sirkulasi udara yang baik. Berikan rongga antar kaset, sehingga meminimalisir koleksi dari resiko terkena jamur. Jika sudah dempet-dempet dan salah satu koleksi kena jamur, biasanya nular ke koleksi lain.
Apakah agan menggemari tembang-tembang lawas yang hanya bisa anda temukan di kaset audio atau piringan hitam? Jika jawabannya iya dan sering kesel lantaran koleksi kaset atau PH bermasalah saat diputar, ane berbagi tips cara merawat koleksi kaset dan piringan hitam
Tips ini ane dapet dari salah satu penjual kaset dan PH lawas di Bandung. Jadi kemungkinan besar enggak
Pertama, jangan pernah menyimpan kaset dalam kondisi setengah habis (masih terdapat pita hitam). Pastikan kaset tersimpan dalam kotaknya dalam kondisi habis (pita putih) untuk menghindari perubahan kualitas suara kaset
Kedua, kebiasaan menyimpan kaset di dalam tape bukanlah hal yang baik. Head tape adalah medan magnet yang bisa membuat koleksi kaset mengalami perubahan suara naik turun. Setelah didengarkan, keluarkan segera kaset dan simpan pada kotaknya.
Ketiga, siapkan rak khusus koleksi kaset dengan sirkulasi udara yang baik. Berikan rongga antar kaset, sehingga meminimalisir koleksi dari resiko terkena jamur. [Kalo udah dempet-dempet dan salah satu koleksi kena jamur, biasanya nular ke koleksi lain gan].
tips-03
Jika koleksi kaset sudah terlanjur terkena jamur. Rendam kaset ke dalam ember berisi air selama 1-2 hari. Setelah itu, keringkan kaset di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung sampai kaset benar-benar kering.
Berikan silica gel di tempat menyimpan koleksi kaset. Pemakaian silica gel dipercaya ampuh mencegah kaset-kaset terkena jamur.
Untuk piringan hitam, cek kondisi tiap track. Apakah ada track yang kotor atau tidak. Jika ada, berarti harus membersihkannya menggunakan pembersih plat atau bisa dengan tissue yang telah dibasahi dengan air sabun dengan kadar PH rendah.
Jangan pernah memaksa memutar piringan hitam yang banyak tergores di turntable. Jika dipaksakan, bukan tidak mungkin jarum turntable akan patah.
Sumber : www.kaskus.us
.
Rabu Desember 01st 2010, 08:28
Diarsipkan di bawah:
Compact Recorder
KASET
PENGERTIAN
Kaset adalah media penyimpan data yang umumnya berupa lagu. Berasal dari bahasa Perancis, yakni [[cassette]] yang
berarti ‘kotak kecil’. Biasa juga disebut ‘pita kaset’. Kaset berupa pita magnetik yang mampu
merekam data dengan format suara. Dari tahun 1970 sampai 1990-an, kaset merupakan salah satu format media yang
paling umum digunakan dalam industri musik.
Kaset terdiri dari kumparan-kumparan kecil. Kumparan-kumparan dan bagian-bagian lainnya ini terbungkus dalam
bungkus plastik berbentuk kotak kecil berbentuk persegi panjang. Di dalamnya terdapat sepasang roda putaran untuk
pita magnet. Pita ini akan berputar dan menggulung ketika kaset dimainkan atau merekam. Ketika pita bergerak ke salah
satu arah dan yang lainnya bergerak ke arah yang lain. Hal ini membuat kaset dapat dimainkan atau merekam di kedua
sisinya. Contohnya, side A dan side B.
TIPE-TIPE KASET
Goresan-goresan yang terdapat pada permukaan kaset menjadi indikasi tipe kaset. Kaset yang paling tinggi, hanya
memiliki goresan lindungan tulisan merupakan kaset tipe I. Berikutnya, dengan goresan tambahan untuk goresan
lindungan tulisan merupakan tipe II. Sedangkan dua tipe kaset berikutnya merupakan perpaduan antara kaset tipe II
dengan sepasang tambahan di tengah-tengah kaset merupakan tipe IV.
MATERI KASET
Materi magnet original pada kaset adalah gamma ferik oksida (Fe2O3). Pada 1970, Perusahaan 3M telah
mengembangkan kobalt yang dikombinasikan dengan lapisan ganda untuk meningkatkan level output pita kaset secara
keseluruhan. Produk ini dipasarkan dengan label “High Energy” di bawah brand Scotch. Di saat yang
sama, BASF memperkenalkan kromium dioksida (CrO2) yang pelapisannya menggunakan magnetit (Fe3O4). Pada
tahun 1974, TDK memperkenalkan [[avylin]] yang terbukti sangat sukses. Pada tahun 1979, akhirnya 3M
memperkenalkan partikel metal murni yang dinamakan metafine. Sedangkan kaset-kaset yang sekarang umum dijual
terdiri dari ferik oksida dan kobalt yang dicampur dan diproses, karena sangat jarang ada kaset yang dijual yang
menggunakan CrO2 murni sebagai lapisannya.
SEJARAH dan PERKEMBANGAN
Kaset pertama kali diperkenalkan oleh Phillips pada tahun 1963 di Eropa dan tahun 1964 di Amerika Serikat, dengan
nama Compact Cassete. Kemudian kaset semakin populer di industri musik selama tahun 1970-an dan perlahan-lahan
menggeser piringan hitam. Produksi besar kaset diawali pada tahun 1964 di Hanover, Jerman. Pada awalnya, kualitas
suara pada kaset ini tidak terlalu bagus untuk musik. Bahkan beberapa model awal tidak memiliki rancangan mesin yang
baik. Pada tahun 1971, The Advant Corporation memperkenalkan model terbarunya, Model 201, yang menggabungkan
Dolby tipe B pengurang gangguan (noise) dengan pita kromium dioksida. Oleh karena itulah kaset mulai dapat
digunakan dalam industri musik secara serius, dan dimulailah era kaset berketepatan tinggi.
Selama tahun 1980-an, popularitas kaset tumbuh semakin pesat karena hadirnya rekorder poket portabel pemutarnya
seperti Sony’s Walkman. Seperti radio yang menyediakan musik pada 1960-an, pemutar CD portable pada 1990-
an, dan MP3 player pada 2000-an, kaset memegang peran besar dalam dunia musik pada 1980-an dan 1990-an,
bahkan di era sekarang (setelah 2000-an), kaset masih menjadi salah satu alternatif media musik. Lepas dari segi
tekniknya, keberadaan kaset juga berdampak pada perubahan sosial. Keawetan kaset serta kemudahannya untuk dikopi
berperan di balik berkembangnya musik punk dan rock. Kaset seakan-akan menjadi pijakan bagi generasi muda di
kebudayaan barat. Untuk alasan yang sama pula kaset berkembang pesat di negara-negara berkembang. Pada tahun
1970-an, kaset dianggap membawa pengaruh buruk sekularisme di kalangan masyarakat religius India. Teknologi kaset
menciptakan pasar yang membludak bagi musik pop di India, menimbulkan kritik dari kaum konservatif dan di waktu
yang sama menciptakan pasar besar yang melegitimasi perusahaan-perusahaan rekaman dan pembajakan kaset.
PENURUNAN POPULARITAS
Di banyak negara barat, pasar bagi kaset telah menurun tajam setelah masa puncak kejayaannya di akhir-akhir 1980-an.
Di awal 1990-an popularitas kaset menurun seiring muncul dan berkembangnya compact disc (CD). Di tahun 2000-an
penjualan kaset menurun drastis dibandingkan pada tahun 1980-an. Penjualan kaset di Amerika Serikat jatuh drastis di
tahun 2006. Semenjak itulah kaset tidak lagi menjadi isu yang menarik bagi industri musik dan major label. Meskipun
begitu, di tahun 2008 ini kaset kosong masih diproduksi dan dijual di toko-toko. Baik perekam maupun pemutarnya
meskipun semakin hari semakin jarang, masih dapat ditemukan.
Perlu diingat bahwa kaset telah mampu diaplikasikan secara spesifik, seperti audio-car, pada tahun 1990-an. Kaset lebih
tahan terhadap debu, panas, dan goncangan jika dibandingkan pesaing digital utamanya (CD). Saat perekam suara
digital semakin populer, perekam kaset (mikrokaset) cenderung lebih murah Meskipun kaset dan alat-alat lainnya yang
berhubungan telah menjadi sesuatu yang dianggap marjinal di industri musik, merekam pada pita analog terkadang
masih menjadi suatu pilihan.
PERKEMBANGAN KASET DI INDONESIA
Sebelum 1970-an, dunia musik tanah air menggunakan piringan hitam sebagai sarana untuk mengekspresikan musik.
Lokananta di Surakarta dan Irama di Menteng Jakarta merupakan dua perusahaan rekaman pertama di Indonesia.
Lokananta, yang merupakan milik pemerintah, berdiri pada tahun 1957. Bertugas untuk memproduksi dan menduplikasi
piringan hitam. Namun di tahun 1970-an akhirnya produksi pun bergeser dari piringan hitam ke kaset.
Remaco, yang pada masa itu merupakan salah satu perusahaan rekaman besar di Indonesia, mengalami kerugian pada
masa awal munculnya kaset di tahun 1970-an. Lagu-lagu dalam piringan hitamnya dibajak ke dalam kaset. Meskipun
pada akhirnya Remaco pun memproduksi kaset karena kaset merupakan teknologi yang lebih murah dan praktis
dibandingkan dengan piringan hitam yang mahal dan rumit.
Meskipun awalnya perusahaan-perusahaan rekaman tersebut mengeluh atas munculnya kaset yang membajak piringan
hitam, akhirnya mereka pun—sekaligus perusahaan yang baru muncul—berpaling dan menikmati suatu
teknologi baru bernama ‘kaset’ tersebut. Kaset meledak di mana-mana. Para musisi baru di ‘era
kaset’ bermunculan dan perlahan menggeser musisi-musisi ‘era piringan hitam’. Sebut saja Koes
Plus, Broery Marantika, dan Emilia Contessa. Namun, seiring berkembangnya teknologi dan inovasi-inovasi baru di
bidang musik, di pertengahan 1990-an, kaset mengalami masa-masa akhir kejayaannya. Masuknya compact disc (CD)
ke Indonesia menyediakan alternatif baru dan canggih bagi para penikmat musik. Kualitas suaranya yang lebih jernih
dan pemilihan pemutaran lagu yang lebih mudah dan cepat menjadi beberapa kelebihan CD dibandingkan kaset.
Meskipun begitu kaset tetap diminati karena harganya yang lebih murah dibandingkan CD. Di tahun 2000-an, kaset pun
makin tergencet oleh perkembangan CD. Perusahaan-perusahaan rekaman di tanah air telah menjadikan CD sebagai
sarana rekaman musik.
Pada perkembangan di Indonesia, kaset tidak hanya digunakan dalam industri musik. Kaset juga biasanya digunakan
untuk dakwah-dakwah agama berupa ceramah oleh seorang rohaniawan.
Welcome to Waena
http://www.waena.org Powered by Joomla! Generated: 27 July, 2010, 06:49
Selasa Nopember 30th 2010, 08:47
Diarsipkan di bawah:
Compact Recorder
portable_vcd_radio_cassette_recorder_boombox1) Cassette Recorder
Cassete recorder akan merekam sinyal audio ke dalam sebuah kaset. Cassette Recorder sering terlihat sudah terintegrasi dengan peralatan audio yang lain. Misalnya tape compo, tape deck, dan walkman. Dalam pengoperasiannya terdapat bagian sumber dapat berupa mikropon, peralatan musik (seperti gitar listrik atau organ), atau radio AM/FM.
Pemilihan sumber audio dapat dipilih sesuai dengan buku user manual. Tombol RECORD berfungsi untuk memulai perekaman, tombol RECORD dan PLAY biasanya ditekan secara bersama-sama. Gambar 11 diatas merupakan contoh bentuk dari cassette recorder.
Gambar 11. Cassette Rocorder
Salah satu fungsi dari perekaman adalah menyimpan sinyal audio dalam kaset, sehingga suatu saat bila diperlukan sinyal audio tersebut dapat dimainkan kembali sehingga terdengar pada speaker. Cassette recorder banyak dipakai oleh wartawan yang untuk menyimpan hasil wawancara kedalam bentuk kaset.
2) Compact Disc
akai-m-8-tape-recorder1Compact disc player merupakan peralatan audio yang berfungsi untuk memainkan CD (Compact Disc), CD merupakan media penyimpanan yang memiliki banyak kelebihan dibandingkan kaset magnetic, diantaranya kapasitas penyimpanan besar, kualitas penyimpanan sangat baik, daya tahan, dan perawat yang mudah.
Gambar 12. Compact Disc
Bagian-bagian CD player hampir sama seperti tape. Perbedaannya pada tape menggunakan media kaset sedangkan pada CD player diganti dengan CD. Pada pemutar kaset magnetik portable dikenal istilah walkman, sedangkan pada pemutar CD portable dikenal istilah discman.

3 komentar:

  1. walkman saya jatuh terus rusak ada yg bisa perbaiki ? sy baru beli minggu lalu. hub sy di 087880186822 ibu eva. terima kasih atas bantuan nya

    BalasHapus